Muharram adalah bulan yang sangat diistimewakan oleh Allah. Oleh karena itu kita dianjurkan oleh Rasulullah untuk berpuasa pada bulan tersebut, terutama tanggal 9 dan 10 Muharram.
Adapun dalil2 yang dianjurkannya untuk berpuasa di bulan Muharram ialah antara lain :
و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي
شَيْبَةَ حَدَّثَنَا وَكِيعُ بْنُ الْجَرَّاحِ عَنْ حَاجِبِ بْنِ عُمَرَ
عَنْ الْحَكَمِ بْنِ الْأَعْرَجِ قَالَ انْتَهَيْتُ إِلَى ابْنِ عَبَّاسٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا وَهُوَ
مُتَوَسِّدٌ رِدَاءَهُ فِي زَمْزَمَ فَقُلْتُ لَهُ أَخْبِرْنِي عَنْ صَوْمِ
عَاشُورَاءَ فَقَالَ إِذَا رَأَيْتَ هِلَالَ الْمُحَرَّمِ فَاعْدُدْ
وَأَصْبِحْ يَوْمَ التَّاسِعِ صَائِمًا قُلْتُ هَكَذَا كَانَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ قَالَ نَعَمْ و
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ
الْقَطَّانُ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ عَمْرٍو حَدَّثَنِي الْحَكَمُ بْنُ
الْأَعْرَجِ قَالَ سَأَلْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
وَهُوَ مُتَوَسِّدٌ رِدَاءَهُ عِنْدَ زَمْزَمَ عَنْ صَوْمِ عَاشُورَاءَ
بِمِثْلِ حَدِيثِ حَاجِبِ بْنِ عُمَرَ
Dan Telah menceritakan
kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami
Waki' bin Jarrah dari Hajib bin Umar dari Al Hakam bin Al A'raj ia
berkata; Aku pernah mendatangi Ibnu Abbas ketika ia sedang berbantal
dengan selendangnya di dekat Zamzam, lalu aku berkata padanya,
"Beritahukanlah kepadaku tentang puasa 'Asyura`." Ia menjawab, "Jika
kamu telah melihat Hilal (bulan sabit) pada bulan Muharram, maka
hitunglah, lalu berpuasalah sejak subuh pada hari ke sembilan." Aku
bertanya, "Apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa
seperti itu?" Ia menjawab, "Ya." Dan telah menceritakan kepadaku
Muhammad bin Hatim telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al
Qaththan dari Mu'awiyah bin Amru Dan telah menceritakan kepadaku Al
Hakam bin Al A'raj ia berkata; Saya bertanya kepada Ibnu Abbas
radliallahu 'anhuma yang sedang berbantal dengan selendangnya di sisi
Zamzam mengenai puasa di hari 'Asyura`. Yakni serupa dengan hadits Hajib
bin Umar. (HR. Muslim No.1915, Abudaud No.2090, At Tirmidzi No.685 dan
Ahmad No.2028)
حَدَّثَنِي قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا
أَبُو عَوَانَةَ عَنْ أَبِي بِشْرٍ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
الْحِمْيَرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْضَلُ الصِّيَامِ
بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ
بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
Telah menceritakan
kepadaku Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Abu Awanah
dari Abu Bisyr dari Humaid bin Abdurrahman Al Himyari dari Abu Hurairah
radliallahu 'anhu ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Seutama-utama puasa setelah Ramadlan ialah puasa di bulan
Muharram, dan seutama-utama shalat sesudah shalat Fardlu, ialah shalat
malam." (HR. Muslim No.1982, At Tirmidzi No.671, Abudaud No.2074,
Ibnumajah No.1732, An Nasai No.1595, dan Ahmad No.8178)
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ قَالَ أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ إِسْحَقَ عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ
عَلِيٍّ قَالَ سَأَلَهُ رَجُلٌ فَقَالَ أَيُّ شَهْرٍ تَأْمُرُنِي أَنْ
أَصُومَ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ قَالَ لَهُ مَا سَمِعْتُ أَحَدًا يَسْأَلُ
عَنْ هَذَا إِلَّا رَجُلًا سَمِعْتُهُ يَسْأَلُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا قَاعِدٌ عِنْدَهُ فَقَالَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ أَيُّ شَهْرٍ تَأْمُرُنِي أَنْ أَصُومَ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ
قَالَ إِنْ كُنْتَ صَائِمًا بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ فَصُمْ الْمُحَرَّمَ
فَإِنَّهُ شَهْرُ اللَّهِ فِيهِ يَوْمٌ تَابَ فِيهِ عَلَى قَوْمٍ وَيَتُوبُ
فِيهِ عَلَى قَوْمٍ آخَرِينَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ
غَرِيبٌ
Telah menceritakan kepada kami Ali bin Hujr dia
berkata, telah mengabarkan kepada kami Ali bin Mushir dari Abdurrahman
bin Ishaq dari An Nu'man bin Sa'ad dari Ali dia berkata, seorang
laki-laki bertanya kepadanya, pada bulan apakah kamu menyuruhku untuk
berpuasa setelah bulan Ramadlan? Dia (Ali radliallahu 'anhu) berkata
kepadanya, saya tidak pernah mendengar orang yang bertanya demikian
kecuali seorang lelaki yang bertanya demikian kepada Nabi Shallallaahu
'alaihi wasallam, sadangkan saya duduk disampingnya, maka Rasulullah
Shalallahu 'alaihi wa salam menjawab: " Jika kamu ingin berpuasa selain
bulan Ramadlan, maka berpuasalah pada bulan Muharram, karena
sesungguhnya ia bulan dimana Allah telah memberi taubat kepada kaumnya
Musa dan memberikan taubat kepada kaum yang lain." Abu 'Isa berkata, ini
merupakan hadits hasan gharib. (HR. At Tirmidzi No.672, Ahmad No.1253)
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ
عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا ح
و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ قَالَ أَخْبَرَنِي عَبْدُ اللَّهِ
هُوَ ابْنُ الْمُبَارَكِ قَالَ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي حَفْصَةَ
عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا
قَالَتْ كَانُوا يَصُومُونَ عَاشُورَاءَ قَبْلَ أَنْ يُفْرَضَ رَمَضَانُ
وَكَانَ يَوْمًا تُسْتَرُ فِيهِ الْكَعْبَةُ فَلَمَّا فَرَضَ اللَّهُ
رَمَضَانَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ
شَاءَ أَنْ يَصُومَهُ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ أَنْ يَتْرُكَهُ
فَلْيَتْرُكْهُ
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair
telah menceritakan kepada kami Al Laits dari 'Uqail dari Ibnu Sihab dari
'Urwah dari 'Aisyah radliallahu 'anha. Dan diriwayatkan pula, telah
menceritakan kepada saya Muhammad bin Muqatil berkata, telah mengabarkan
kepada saya 'Abdullah dia adalah putra dari Al Mubarak berkata, telah
mengabarkan kepada kami Muhammad bin Abu Hafshah dari Az Zuhriy dari
'Urwah dari 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Orang-orang melaksanakan
shaum hari kesepuluh bulan Muharam ('Asyura') sebelum diwajibkan shaum
Ramadhan. Hari itu adalah ketika Ka'bah ditutup dengan kain (kiswah).
Ketika Allah subhanahu wata'ala telah mewajibkan shaum Ramadhan,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsipa yang mau
shaum hari 'asyura' laksanakanlah dan siapa yang tidak mau
tinggalkanlah". (HR. Bukhori No.1489, Muslim No.1900 dan Ahmad No.24874)
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى عَنْ ابْنِ عُيَيْنَةَ
عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي يَزِيدَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلَّا
هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ
رَمَضَانَ
Telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Musa
dari Ibnu 'Uyainah dari 'Ubaidullah bin Abu YAzid dari Ibnu 'Abbas
radliallahu 'anhuma berkata: "Tidak pernah aku melihat Nabi shallallahu
'alaihi wasallam sengaja berpuasa pada suatu hari yang Beliau
istimewakan dibanding hari-hari lainnya kecuali hari 'Asyura' dan bulan
ini, yaitu bulan Ramadhan". (HR. Bukhori No.1867, An Nasa’I No.2330 dan
Ahmad No.1837)
وعنْ ابنِ عباسٍ رضيَ اللَّه عنهما ، أَنَّ رَسول
اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم صَامَ يوْمَ عاشوراءَ ، وأَمَرَ
بِصِيَامِهِ . متفقٌ عليه
Dari Ibnu Abbas ra. Bahwasanya
Rasulullah saww. berpuasa Asyura dan memerintahkan supaya orang-orang
berpuasa. (HR. Bukhori dan Muslim, didalam Kitab Riyadhush Sholihin
hadits No.1251)
وعنْ أَبي قَتَادةَ رضيَ اللَّه عَنْهُ ، أَنَّ
رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم سُئِلَ عَنْ صِيَامِ يَوْمِ
عاشُوراءِ ، فَقَال : يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ . رواه مُسْلِمٌ
Dari Abu Qathadah ra. Bahwasanya Rasulullah saww. pernah ditanya
tentang puasa hari Asyura, kemudian beliau menjawab: “Puasa itu dapat
menebus dosa setahun yang telah lewat”. (HR. Muslim, didalam Kitab
Riyadhush Sholihin hadits No.1252)
وعَنِ ابنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ
اللَّه عنْهُمَا ، قَالَ : قالَ رسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ
وسَلَّم : لَئِنْ بَقِيتُ إِلى قَابِلٍ لأصُومَنَّ التَّاسِعَ . رواهُ
مُسْلِمٌ
Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata: Rasulullah saww.
bersabda: “Sesungguhnya seandainya aku masih sampai pada tahun depan
niscaya aku akan puasa tasu’a pada hari kesembilan bulan Muharram. (HR.
Muslim, didalam Kitab Riyadhush Sholihin hadits No.1253)
Dan masih banyak lagi dalil-dalil tentang puasa dibulan Muharram.
Hayo kita hidupkan salah satu sunnah Nabi Muhammad saww. dengan
berpuasa sunnah pada tanggal 9 dan 10 Muharram, agar kita termasuk
orang-orang yang beruntung di dunia maupun diakhirat dan kelak kita
dapat dikumpulkan di surga-Nya yang tertinggi bersama Nabi Muhammad
saww. dengan kecintaan kita kepada beliau dan menghidupkan sunnahnya,
aamiin.. :)
Niat puasa hari Tasu'ah 9 Muharram :
Nawaitu
shouma ghodin min yaumit tasu'a fi syahril muharrom sunnatan lillaahi
ta'aala, Aku niat puasa dari hari tasu'ah di bulan muharram karena Allah
Ta'ala.
Niat puasa hari Asyuro 10 Muharram :
Nawaitu
shouma ghodin min yaumil asyuuro fi syahril muharrom sunnatal lillaahi
ta'aala. Aku niat puasa dari hari asyuro di bulan muharram karena Allah
ta'ala.
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus.
محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس
Group Majelis Nuurus-Sa'aadah : http://www.facebook.com/groups/160814570679672/
http://shulfialaydrus.wordpress.com/
http://shulfialaydrus.blogspot.com/