Ilmu Shorof : Pembagian Fi’il

Setelah sebelumnya mendefinisikan kata Tashrif menurut Bahasa dan Istilah. Dilanjutkan mengenai Fi’il dan Pembagian Fi’il. Fi’il (kata kerja) adalah kalimat (Bahasa Indonesia: kata) yang memiliki arti pada dirinya sendiri dan berhubungan dengan waktu, yaitu waktu Maadhi (lampau) Haal (sekarang) dan Istiqbaal (akan datang).
Kailani, 2 :

ثُمَّ الْفِعْلُ اِمَّا ثُلاَثِيٌّ وَاِمَّا رُباَعِيٌّ وَكُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا اِمَّا مُجَرَّدٌ أَوْ مَزِيْدٌ فِيْهِ وَكُلُّ وَاحِدٍ مِنْهَا إِمَّا سَالِمٌ أَوْ غَيْرُ سَالِمٍ

Kemudian Fi’il itu, satu sisi: ada yang berbangsa tiga huruf (Tsulatsiy), dan pada sisi yang lain: ada yang berbangsa empat huruf (Ruba’iy). Dan masing-masing dari kedua bangsa itu, adakalanya Mujarrad atau adakalanya Mazid. Dan tiap-tiap satu dari semuanya, baik ada yang Salim atau ada yang Ghair Salim.

Keterangan :

(1). Fi’il Tsulatsiy, yaitu Fi’il yang asal huruf-hurufnya adalah tiga. seperti ضَرَبَ dho-ro-ba, arti: memukul.

(2). Fi’il Ruba’iy, yaitu Fi’il yang asal huruf-hurufnya adalah empat. seperti دَحْرَجَ da-kh-ra-ja, arti: menggelincirkan.

Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa semua Asal huruf-huruf Fi’il itu terfokus hanya kepada dua pembagian Fi’il tsb yaitu Tsulatsiy dan Ruba’iy. Sebagai patokan bahwa tidak ada asal huruf Fi’il itu kurang dari tiga, atau lebih dari empat. Ketetapan ini sudah diakui merupakan pengkajian dari kalam Arab.

» Dan masing-masing dari kedua bangsa itu, adakalanya Mujarrad atau adakalanya Mazid.
(1). Mujarrad, artinya sepi dari tambahan pada asal huruf-hurufnya.

(2). Mazid, artinya ada penambahan pada asal huruf-hurufnya, baik tambahan satu huruf atau lebih, seperti: أَضْرَبَ a-dh-ra-ba arti: mendiami. dan تَدَحْرَجَ ta-da-kh-ra-ja arti: tergelincir.

 » Dan tiap-tiap satu dari semuanya, baik ada yang Salim atau ada yang Ghair Salim.

(1). Salim, artinya selamat pada Asal huruf-hurufnya daripada terdiri dari huruf Illat, Hamzah, dan Tadh’if .
Contoh :
 ضَرَبَ – دَحْرَجَ

(2). Ghair Salim, artinya tidak selamat pada asal huruf-hurufnya daripada terdiri dari huruf Illat, Hamzah, dan Tadh’if .
Contoh :
 وَعَدَ – زَلْزَلَ 

Dan Bentuk Fi’il terbagi lagi kepada :

1. Bina Salim, artinya bentuk fi’il yg selamat pada asal huruf-hurufnya daripada huruf Illat, Hamzah, dan Tadh’if .

2. Bina Ghair Salim, artinya bentuk fi’il yg tidak selamat pada asal huruf-hurufnya daripada huruf Illat, Hamzah, dan Tadh’if .

“ وَنَعْنِيْ بِالسَّالِمِ مَا سَلِمَتْ حُرُوْفُهُ اْلاَصْلِيَّةُ الَّتِيْ تُقَابَلُ بِالْفَاءِ وَالْعَيْنِ وَالاَّمِ مِنْ حُرُوْفِ الْعِلَّةِ وَالْهَمْزَةِ وَالـتَّضْعِيْفِ “.

“Dan kami mengartikan tentang Fi’il Salim : adalah kalimat yang huruf-huruf aslinya yang terdiri dari Fa’ Fi’il, ‘Ain Fi’il, dan Lam Fi’il, selamat dari huruf-huruf ‘Illat, Hamzah, dan Tadh’if ” – (Al-Kailanie, Litashriefil-Izzie : 2 – 3). 

Contoh Bina Salim, seperti :

نَصَرَ – ضَرَبَ – فَتَحَ


Contoh Ghair Salim, seperti :

مَدَّ – سَأَ لَ  – قَالَ  – رَمَى 


*****
Glossary :
Huruf Hamzah, ialah kalimah yang asal huruf-huruf aslinya ada huruf hamzah pada Fa, ‘Ain, dan Lam fi’ilnya (Mahmuz).

Apabila posisi huruf hamzah menempati Fa’ Fi’il, maka dinamakan Bina’ Mahmuz Fa’.
Contoh : أ َمَلَ

Apabila huruf hamzah berada pada ‘Ain Fi’il, dinamakan Bina’ Mahmuz ‘Ain.
Contoh : سَأ َلَ

Apabila huruf hamzah menempat posisi Lam Fi’il, maka disebut Bina’ Mahmuz Lam.
Contoh : قَر َأَ

Huruf ‘Illat, artinya sebab atau penyakit. Dinamakan demikian lantaran huruf2 ilat itu sering jadi sebab buat memanjangkan lain huruf. Dan juga sering dibuang dari satu kalimat lantaran tidak perlu sebagaimana dibuangnya sesuatu yg berpenyakit. Hurup ‘Illat ; ialah  Ya, Wawu, dan Alif.

Huruf Tadh’if, ialah huruf-huruf kembar/ganda/dobel (Fi’il Dobel) yang beridghom seperti Farro, ‘Adda, dsb.

Idghom itu artinya memasukkan satu huruf kepada satu huruf seperti Faroro dijadikan Farro. Bentuk fi’il ini bisa merupakan fi’il Goer Salim, karena huruf asalnya tidak sebanding dg fa, ain dan lam pada wazan fa-a-la.
  • Maksud tadh’if  disini adalah jika pada Fi’il Tsulatsiy, yaitu jika ‘ain fi’il dan lam fi’ilnya terdiri dari huruf yang sejenis. Misalnya “Ro-d-da” :

  رَدَّ

  • Dan maksud tadh’if dari Fi’il Ruba’iy, yaitu jika fa’ fi’il dan lam fi’il pertama sejenis. Juga ‘ain fi’il dan lam fi’il kedua sejenis. Misalnnya “Za-l-za-la”, “Sa-l-sa-la” :

 زَلْزَلَ  -  سَلْسَلَ 

Tadh’if, mujarodnya dho’afa, artinya lemah. Setelah didobel / ditambah, artinya jadi melemahkan. Wallohu a’lam.